Hi...St. Aloysius is one of the heritage building build in 1930s, the new building should respect the old heritage. Can you explain the concept behind the new addition? This looks so out of place....and pay no respect to the old architecture....what a pity
comment dari arsitek yg lebih senior : kelihatan kurangnya studi mengenai konservasi, komposisi, dan konsep. kelihatan tidak melalui kajian dan studi yang baik, mendalam dan layak.
hasilnya jadi tidak mencerminkan sekolah yang berkualitas. tidak pun mencerminkan sebagai suatu sekolah. terperangkap tipikal bangunan modern saja tanpa bisa mengeluarkan jiwa dan karakter sebagai sekolah yang berkualitas.
Kompleks Santo Aloysius sebagai CAGAR BUDAYA : http://www.bandungheritage.org/data/daftar%20kawasan%20dan%20bangunan.pdf Item no. 187
menurut Piagam Burra 1999 : {Piagam berisi panduan untuk konservasi dan pengelolaan tempat - tempat bersignifikansi budaya (tempat - tempat warisan budaya} Pasal 22. Konstruksi Baru 22.1 Konstruksi baru seperti penambahan pada sebuah tempat dapat diterima apabila TIDAK MERUSAK atau MENGABURKAN SIGNIFIKANSI BUDAYA TEMPAT TERSEBUT, atu MENJAUH dari INTERPRETASI dan APRESIASINYA. keterangan ayat : Konstruksi baru dapat menjadi simpatik apabila LETAK, BESAR, BENTUK, SKALA, KARAKTER, WARNA, TEKSTUR, dan MATERIALNYA S E J E N I S dengan bahan yang ada, namun imitasi harus dihindarkan.
The new building is sooooo out of place...sebagai arsitek anda bukan saja harus bisa bikin design yang unik tapi harus juga bisa menyesuaikan dengan bangunan yang sudah ada. Tidak harus lulus jadi arsitek buat mengerti dasar seperti ini...You just destroy a historic building there....
Sebenarnya tidak ada yg salah dalam revitalisasi atau pembangunan gedung baru di lokasi sebuah heritage seperti SMA Aloysius khas bruderan ini. Apalagi Bapak tetap mempertahankan gedung lama. Jadi anggap saja seperti Museum Louvre yang legendaris dgn paduan Pyramide du Louvre karya I.M Pei dan bangunan lama. Inilah yang unik darinya, karena integrasi terjadi dengan tingkat kontras bentuk paduan moderen — kuno yang tidak setengah-setengah dan perbandingan skala yang spacious, ramah dgn sekitarnya.
Sayangnya mungkin yayasan Aloysius mungkin juga punya agenda lain dan tidak tertarik untuk membangun sekedar piramida Louvre. Yayasan sepertinya ingin membangun gedung mega-ruko, yah kalo perlu bisa memuat ratusan kelas sekaligus gedung parkir kalo perlu. Dan Bapak pun menyanggupinya, sangat disayangkan toh Pak.
Jadi pada akhirnya, dengan berat hati... saya sebagai alumnus Aloysius dan penggemar karya arsitek memandang karya Bapak dan dipadu keinginan yayasan sebagai suatu corengan dan penyesalan bagi kami yang memiliki rasa solidaritas dan memori indah selama kami bersekolah di salah satu sekolah terbaik Indonesia ini.
Maafkan dengan kata2x saya, sayang sekali nasi sudah menjadi bacang. Saya ingin sekali mendapat penjelasan yang fair dari Bapak. Terima kasih.
Salam, Henricus Kusbiantoro Desainer Grafis kusbiantorohenricus@gmail.com
Antonio, If you are not ready for critics, shown by deletion of some of the comments, do you mind just taking this out of your blog? Because this blog will just be a monument of arrogance, like what you have done to the home of 'DISINI AKU MENJADI DEWASA'. Sorry but ... grow up, man! Cheers, Sidd
THIS IS MY OLD PLAYGROUND AND YOU MAKE "THE ANTIQUE" TO THE MODERN CULT, WHAT A SHAME.. HOW CAN YOU CALL A HERITAGE IF YOU ALWAYS TEARING DOWN THE HISTORY OF THE BUILDER?
Saya rasa ini bukan sesuatu yang 100% menjadi tanggung jawab Pak Antonio sebagai arsitektur, saya di sini sebagai alumni Aloysius juga prihatin atas disain dan hasil akhir dari bangunan sekolah almamater kita tercinta. Dari yang saya lihat, hasil akhir ini tentunya sudah dari berbagai proses dan penggodokan serta diskusi panjang dari pihak arsitek dan pihak yayasan sekolah yang akhirnya diterjemahkan ke dalam bentuk seperti ini dan tentunya sudah disetujui oleh pihak yayasan. Yang saya tahu, bangunan utama yang dibuat sejak tahun 1930 sudah berkali-kali mendapat tambahan pengembangan bangunan. Contohnya: Kolam renang, Pendopo (yang sekarang sudah dibongkar dan akan jadi taman .... katanya)Aula, Wing Barat dan Wing timur, kemudian Bangunan SD. Hanya saja memang saat ini informasi lebih cepet tersebar dan tentunya banyak lokasi yang menjadi tempat romantis bersejarah buat banyak teman2 menjadi hilang (hehehehe.... rasanya gak banyak yg punya kenangan romantis di tengah lapangan bola yg sekarang sudah menjadi hijau dan belum tergusur) Yang saya simpulkan di sini, sangat disayangkan akhirnya bangunan ini sudah berdiri sementara banyak alumni yang notabene banyak jadi arsitek berpengalaman (bahkan mungkin beberapa diantaranya menjadi dosen dan seniornya Pa Antonio) yang tidak terkomunikasikan di awal. Dengan tahap itu mungkin akan dapat mengeliminasi kekecewaan alumnus yang sangat mencintai sekolah ini, meskipun disain apapun yang dibuat pastinya akan ada pihak yang tetap merasa tidak puas (terutama yg merasa mantan tempat bersejarahnya tergusur...hehehe). Jangan menyesalkan apa yang sudah lalu tapi mari kita berpikir ke depan, apa yang bisa kita berikan untuk almamater kita.
sya bru lulus taun kmaren.., 6 tahun di aloy.. 5 tahun menikmati shelter, 5 tahun menikmati pendopo, but my last year was sucks.., no more pendopo, no more shelter, kantin was narrow and flooded with people, and it SUCKS..
This is new picture of our school... take a sip.. http://www.facebook.com/album.php?aid=60164&id=1183562061#!/photo.php?pid=1206618&id=1183562061
Saya baca dalam visi anda bahwa anda katanya menyadari pentingnya karakter dalam suatu rancangan bangunan... but, what have you done???? You've just destroyed an old legendary building's character!
paling nggak pake warna yang kurang mencolok lah, biar yang ditonjolkan bangunan lamanya...
harusnya sang arsitek bersyukur dapet kesempatan project di bangungan bersejarah ini. dan tolong lah berterima kasih dengan melestarikan apa yang sudah ada...
Wah, beberapa comment dihapus ni, kenapa pak? Apakah kritik kami terlalu kontras dengan konsep yang bapak tanamkan pada sekolah kami. Begitu juga yang kami rasakan terhadap karya arsitektur bapak yang sangat kontras dengan gedung lama dan kenangan2 di sekolah kami.Sangat mengecewakan dan jauh dari jiwa warga aloysius. Semoga tidak d hapus.
Saya jadi ingin tahu apakah keputusan membongkar pendopo keluar dari pemikiran bapak apa pemikiran yayasan kami pak? tolong dijawab sejujurnya... klo dari yayasan saja, pertanyaan saya apakah ada usaha bapak untunk menentang yayasan? ato hanya berpikir wah dapat kerjaan... klo dari bapak, saya cuma bisa bilang satu kata.. "hopeless"...
buat sang arsitek anda bukan sebagai arsitek yg mempunyai gelar S2 kalau melihat banguna ini karena orng yg bukan arsitek juga bisa merancang banguna seperti ini. kl pun ini permintaan dr yayasan kan seharunya anda yg mempunya gelar S2 (katanya) bisa memberi masukan kepada yayasanya jadinya bangunan sejarah yg mengandung bnyk cerita dan kenangan ga hilang begitu saja....
hmm.... ngga sejelek itu juga kok, dibilang kontras2 amat juga ngga, walaupun dibilang istimewa bentuknya pun tidak... Mungkin kalau sudah jadi nantinya akan lebih terasa di suasana.
Saya yang ngga ada hubungannya dgn ini benar2 melihat ini sebagai orang awam saja.
Yah kalau komentar udah memasukkan unsur perasaan ya sulit ya, sebagus apapun juga jadinya jelek. Perubahan selalu sulit diterima ;)
untuk saya pribadi, saya baru pernah datang langsung ke bangunan yang ada di gambar nomor 2, bangunan paling pertama ketika masuk ke kompleks sekolah st aloysius batununggal.
coba deh BAPAK DOSEN UNIVERSITAS TARUMANAGARA, ANTONIO NUGROHO jalan kaki di depan bangunan itu. enak kah? nyaman kah? rasanya langsung merasa ada sesuatu yang ganjil dari bangunan itu, terutama entrance nya... *mohon maaf* serasa mau masuk ke TOILET yang ada di GWK, Bali...
tetapi yang paling mengganjal dari tingkah laku BAPAK DOSEN ini:
apakah pantas seorang dosen berbicara dengan kata kata sepert ini? http://www.facebook.com/photo.php?pid=30770128&id=1168786267&fbid=1317111565724#!/photo.php?pid=30770133&id=1168786267&fbid=1317115285817
apakah pantas seorang dosen dan praktisi arsitektur menggunakan istilah arsitektur kepada orang awam yang tidak mengerti dunia arsitektur dalam membela diri? http://www.facebook.com/photo.php?pid=30770128&id=1168786267&fbid=1317111565724#!/photo.php?pid=30770134&id=1168786267&fbid=1317115365819
BAPAK DOSEN, inikah yang dimaksud dengan DETAIL? GAMBAR GINI JAUH APANYA YANG DETAIL?? zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz http://www.facebook.com/photo.php?pid=30770128&id=1168786267&fbid=1317111565724#!/photo.php?pid=30770135&id=1168786267&fbid=1317115445821
saya sih sesuai dengan apa yang bapak antonio katakan di caption, ga ngerti dengan desainnya kenapa begitu, tapi saya ngerti kalo dinding dibiarin kebuka gitu bentaran juga uda muncul kotoran bekas air hujan. http://www.facebook.com/photo.php?pid=30770128&id=1168786267&fbid=1317111565724#!/photo.php?pid=30770127&id=1168786267&fbid=1317111525723
dan pertanyaan terahir buat bapak, kenapa setiap caption yang bapak tulis di setiap foto itu seakan akan menantang setiap alumni untuk memberi komentar, TAPI tidak memberikan kesempatan sama sekali lewat jalur apapun untuk memberi komentar di sana... takut kah?
seseorang yg benar tidak akan mencari pembelaan seseorang yg berbudi luhur tidak akan membalas kritikan orang lain dengan mengkritik lagi
coba bapak ambil sendiri apa inti dari kritikan saya semoga komentar saya tidak dihapus semoga bapak dapat menjadi orang yang lebih baik lagi di kemudian hari
Parah... Coba anda belajar dari tan tjiang ay dong, beliau begitu paham & sangat hati-hati dalam mengelola bangunan konservasi, contohnya bumi sangkuriang ciumbuleuit, dan hotel yang sedang dibangun di daerah jalan malabar-palasari gatsu. Payah... apa referensi dan preseden anda membuat bangunan seperti ini??? duit aja yang dipikirin.
Bangunan yang bapak buat bulki sekali, tak ada unsur transparan. Bergaya sok modern & gaya 'developer',bapak belum bisa memahami arsitektur jika sedang 'berbicara'. Seharusnya netral saja, putih bersih,ciptakan bangunan yang humble, membumi, menghormati yang lebih tua, lalu permainkan unsur vertikal(kolom). Satu lagi, bangunan baru sebaiknya tak menempel pada bangunan lama dengan alasan bangunan baru nantinya akan menjadi entitas tersendiri yang tak mengganggu bangunan lama, dengan sendiri pasti akan terlihat kontekstual.
Kami adalah konsultan Arsitektur, urban design dan interior architecture, didirikan di Jakarta pada tahun 2004 oleh Antonio Nugroho, seorang arsitek muda lulusan Sekolah Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB) yang juga mengabdikan dirinya sebagai staff pengajar (dosen) pada Jurusan Arsitektur Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Semenjak berdirinya pada tahun 2004 AO Architects telah menangani berbagai proyek yang terdiri dari: Rumah tinggal, perumahan, sarana pendidikan (sekolah dan fasilitasnya), perkantoran hingga bangunan ibadah / religious. Bersamaan dengan itu konsultan kami pun telah berhasil memenangkan berbagai kompetisi desain arsitektur bertaraf nasional maupun internasional
…arsitektur sebagai salah satu seni tertua di dunia bukanlah merupakan seni murni, lebih jauh merupakan penggabungan antara seni, sains dan teknologi, sebagai produk dari suatu kebudayaan, secara terpadu ‘berkolaborasi’ dengan kebutuhan manusia akan ruang tempat bernaung…
Kami berpendapat bahwa Arsitektur bukan semata mengenai persoalan ke-teknik-an membangun bangunan. Tetapi juga terkait di dalamnya nilai ruang, nilai perkotaan, nilai ekonomi, unsure, genius loci, programming dan klien. Keteknikan diperlukan agar setiap karya arsitektur tidak mengambang dan seakan merupakan sebuah celetukan / bualan semata, sementara unsur seni dalam arsitektur memegang peranan yang lebih penting lagi,bahwa karya arsitektur tidak terlepas dari estetika, termasuk estetika sang perancang. Selama berabad-abad lamanya para arsitek besar dunia, mulai dari zaman Vitruvius, Michael Angelo, Leonardo da Vinci hingga Le Corbusier, Frank Lloyd Wright dan Mies Van der Rohe telah merancang berbagai bangunan yang kemudian menjadi icon peradaban umat manusia. Dari sejarah kami belajar bahwa tugas merancang bagi seorang Arsitek adalah jauh dari sekedar usaha-usaha pemenuhan atas kebutuhan programatik. Kebutuhan lain yang harus dipenuhi dalam setiap rancangan adalah kebutuhan akan pemenuhan emosi atau spiritualitas dari pengguna dan pengamat karya tersebut. Kami sungguh sadar akan eksistensi Arsitektur niscaya spiritualitas, dan eksistensi spriritualitas yang tak dapat dipisahkan dengan (ber-) arsitektur
…Setiap karya adalah custom made, Daur ulang tidak mungkin terjadi dalam arsitektur, yang ada adalah pencarian tiada henti, bagaimana menemukan kembali ide…
Ide sebagai sebuah respon per satu orang / klien belum tentu dan tidak bisa diterapkan untuk orang / klien yang lain. Oleh karena itu kami menyadari pentingnya karakter dalam setiap rancangan bangunan. Kami berusaha untuk menghindari tampilan-tampilan arsitektur mainstream seperti arsitektrur tradisional atau klasik yang jelas-jelas telah terbukti bagus selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad.
…arsitektur harus mampu ‘menyentuh’ rasa dan jiwa penggunanya yang berarti diperlukan adanya ‘kerjasama’ antara si pemberi ‘pesan’, dengan yang akan menerima ‘pesan’ tersebut…
Kami selalu berusaha untuk mencari titik temu dengan klien, karena hal tersebut sangat penting untuk bisa dicapai. Selain itu kami pun menyadari bahwa sebagian keberhasilan dari sebuah rancangan arsitektur tergantung pada kesamaan visi antara arsitek dan kliennya.
MISI
…setiap gambar harus mampu ‘bercerita’ dan setiap design harus ‘unik’…
Kami senantiasa menggali bentuk-bentuk alternative dan mencari terobosan rancangan baru untuk memberikan warna baru pada perkembangan arsitektur, khususnya arsitektur di Indonesia. Eksplorasi ini tidak hanya ditujukan bagi klien kami, tetapi juga bagi para pengamat dan penikmat arsitektur.
Selama kami berkiprah dalam dunia arsitektur, kami menyadari akan keberagaman yang kami hadapi, antara lain: keberagaman klien, fungsi bangunan dan programatik, situs tapak, dll. Hal-hal ini kerap menjadi tantangan baru bagi kami untuk dapat menyajikan sebuah sintesa rancangan yang dapat mengakomodasi kebutuhan klien dengan sebaik-baiknya dan membuat kami lebih baik dalam berarsitektur. Dengan segenap kerja keras dalam berekplorasi dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada para klien kami, kami bercita-cita untuk menjadi salah satu konsultan arsitektur terkemuka di Indonesia.
…berarsitektur merupakan sebuah proses pembelajaran yang tak kunjung usai…
Pemikiran untuk mewujudkan desain tidak otomatis berhenti ketika sebuah desain selesai digambar dan siap untuk dibangun, namun akan terus berlanjut selama proses pembangunan, dimana kami sebagai perencana akan menempatkan diri sebagai pengawas. Pembelajaran tersebut terus akan berlangsung berupa koreksi-koreksi dan pembaharuan-pembaharuan hingga bangunan tersebut selesai dibangun dan mencapai taraf pra maupun pasca-okupansi. Pembelajaran ini membuat kami sadar bahwa tak ada satu rancangan pun di dunia yang sempurna, namun hal ini pula lah yang memacu kami untuk tetap menampilkan berbagai pembaharuan ide-ide inovatif dalam setiap rancangan kami
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteini sekolah KAMI :
ReplyDeletehttp://apps.facebook.com/photo.php?r8e909fac&pid=3796864&id=655613084&refid=0
http://www.facebook.com/photo.php?pid=3796911&id=655613084
http://www.facebook.com/photo.php?pid=3796911&id=655613084#!/photo.php?pid=3796927&id=655613084&fbid=373543718084
dan ini REAKSI (krn pilihan tidak ada) kami terhadap design anda :
http://www.facebook.com/photo.php?pid=3796835&id=655613084
terima kasih
This building now looks out of place.
ReplyDeleteini REAKSI lainnya :
ReplyDeletehttp://www.facebook.com/photo.php?pid=3888459&id=548506731&comments&alert
Hi...St. Aloysius is one of the heritage building build in 1930s, the new building should respect the old heritage. Can you explain the concept behind the new addition? This looks so out of place....and pay no respect to the old architecture....what a pity
ReplyDeleteHuahahaha...
ReplyDeleteKomentar si Beca yg terakhir dihapus :D
Deuh... sebegitu sensitifnya si Oom arsitek ini...
Jangan gitu ah...
Bangga yah Oom Arsitek, kok saya malah prihatin yah ???
ReplyDeletecomment dari arsitek yg lebih senior :
ReplyDeletekelihatan kurangnya studi mengenai konservasi, komposisi, dan konsep.
kelihatan tidak melalui kajian dan studi yang baik, mendalam dan layak.
hasilnya jadi tidak mencerminkan sekolah yang berkualitas. tidak pun mencerminkan sebagai suatu sekolah. terperangkap tipikal bangunan modern saja tanpa bisa mengeluarkan jiwa dan karakter sebagai sekolah yang berkualitas.
katanya lulusan S2 ITB...duuhh...jangan memalukan almamater.
Kompleks Santo Aloysius sebagai CAGAR BUDAYA :
ReplyDeletehttp://www.bandungheritage.org/data/daftar%20kawasan%20dan%20bangunan.pdf
Item no. 187
menurut Piagam Burra 1999 :
{Piagam berisi panduan untuk konservasi dan pengelolaan tempat - tempat bersignifikansi budaya (tempat - tempat warisan budaya}
Pasal 22. Konstruksi Baru
22.1 Konstruksi baru seperti penambahan pada sebuah tempat dapat diterima apabila TIDAK MERUSAK atau MENGABURKAN SIGNIFIKANSI BUDAYA TEMPAT TERSEBUT, atu MENJAUH dari INTERPRETASI dan APRESIASINYA.
keterangan ayat : Konstruksi baru dapat menjadi simpatik apabila LETAK, BESAR, BENTUK, SKALA, KARAKTER, WARNA, TEKSTUR, dan MATERIALNYA S E J E N I S dengan bahan yang ada, namun imitasi harus dihindarkan.
mana KONSERVASINYA bapak arsitek??????????
Gak pernah belajar sejarah Aloysius.
ReplyDeleteThe new building is sooooo out of place...sebagai arsitek anda bukan saja harus bisa bikin design yang unik tapi harus juga bisa menyesuaikan dengan bangunan yang sudah ada. Tidak harus lulus jadi arsitek buat mengerti dasar seperti ini...You just destroy a historic building there....
ReplyDeleteKepada Pak Antonio,
ReplyDeleteSebenarnya tidak ada yg salah dalam revitalisasi atau pembangunan gedung baru di lokasi sebuah heritage seperti SMA Aloysius khas bruderan ini. Apalagi Bapak tetap mempertahankan gedung lama. Jadi anggap saja seperti Museum Louvre yang legendaris dgn paduan Pyramide du Louvre karya I.M Pei dan bangunan lama. Inilah yang unik darinya, karena integrasi terjadi dengan tingkat kontras bentuk paduan moderen — kuno yang tidak setengah-setengah dan perbandingan skala yang spacious, ramah dgn sekitarnya.
Sayangnya mungkin yayasan Aloysius mungkin juga punya agenda lain dan tidak tertarik untuk membangun sekedar piramida Louvre. Yayasan sepertinya ingin membangun gedung mega-ruko, yah kalo perlu bisa memuat ratusan kelas sekaligus gedung parkir kalo perlu. Dan Bapak pun menyanggupinya, sangat disayangkan toh Pak.
Jadi pada akhirnya, dengan berat hati... saya sebagai alumnus Aloysius dan penggemar karya arsitek memandang karya Bapak dan dipadu keinginan yayasan sebagai suatu corengan dan penyesalan bagi kami yang memiliki rasa solidaritas dan memori indah selama kami bersekolah di salah satu sekolah terbaik Indonesia ini.
Maafkan dengan kata2x saya, sayang sekali nasi sudah menjadi bacang. Saya ingin sekali mendapat penjelasan yang fair dari Bapak. Terima kasih.
Salam,
Henricus Kusbiantoro
Desainer Grafis
kusbiantorohenricus@gmail.com
Antonio,
ReplyDeleteIf you are not ready for critics, shown by deletion of some of the comments, do you mind just taking this out of your blog? Because this blog will just be a monument of arrogance, like what you have done to the home of 'DISINI AKU MENJADI DEWASA'. Sorry but ... grow up, man!
Cheers,
Sidd
THIS IS MY OLD PLAYGROUND AND YOU MAKE "THE ANTIQUE" TO THE MODERN CULT, WHAT A SHAME..
ReplyDeleteHOW CAN YOU CALL A HERITAGE IF YOU ALWAYS TEARING DOWN THE HISTORY OF THE BUILDER?
Saya rasa ini bukan sesuatu yang 100% menjadi tanggung jawab Pak Antonio sebagai arsitektur, saya di sini sebagai alumni Aloysius juga prihatin atas disain dan hasil akhir dari bangunan sekolah almamater kita tercinta.
ReplyDeleteDari yang saya lihat, hasil akhir ini tentunya sudah dari berbagai proses dan penggodokan serta diskusi panjang dari pihak arsitek dan pihak yayasan sekolah yang akhirnya diterjemahkan ke dalam bentuk seperti ini dan tentunya sudah disetujui oleh pihak yayasan.
Yang saya tahu, bangunan utama yang dibuat sejak tahun 1930 sudah berkali-kali mendapat tambahan pengembangan bangunan. Contohnya: Kolam renang, Pendopo (yang sekarang sudah dibongkar dan akan jadi taman .... katanya)Aula, Wing Barat dan Wing timur, kemudian Bangunan SD. Hanya saja memang saat ini informasi lebih cepet tersebar dan tentunya banyak lokasi yang menjadi tempat romantis bersejarah buat banyak teman2 menjadi hilang (hehehehe.... rasanya gak banyak yg punya kenangan romantis di tengah lapangan bola yg sekarang sudah menjadi hijau dan belum tergusur)
Yang saya simpulkan di sini, sangat disayangkan akhirnya bangunan ini sudah berdiri sementara banyak alumni yang notabene banyak jadi arsitek berpengalaman (bahkan mungkin beberapa diantaranya menjadi dosen dan seniornya Pa Antonio) yang tidak terkomunikasikan di awal. Dengan tahap itu mungkin akan dapat mengeliminasi kekecewaan alumnus yang sangat mencintai sekolah ini, meskipun disain apapun yang dibuat pastinya akan ada pihak yang tetap merasa tidak puas (terutama yg merasa mantan tempat bersejarahnya tergusur...hehehe).
Jangan menyesalkan apa yang sudah lalu tapi mari kita berpikir ke depan, apa yang bisa kita berikan untuk almamater kita.
Salam
it takes 2 to tango...
ReplyDeletesomething wrong dengan orang ini dan yayasan sekolahnya.
sya bru lulus taun kmaren.., 6 tahun di aloy..
ReplyDelete5 tahun menikmati shelter, 5 tahun menikmati pendopo, but my last year was sucks.., no more pendopo, no more shelter, kantin was narrow and flooded with people, and it SUCKS..
This is new picture of our school... take a sip..
http://www.facebook.com/album.php?aid=60164&id=1183562061#!/photo.php?pid=1206618&id=1183562061
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya baca dalam visi anda bahwa anda katanya menyadari pentingnya karakter dalam suatu rancangan bangunan...
ReplyDeletebut, what have you done????
You've just destroyed an old legendary building's character!
Orang awam pun bisa ngerti betapa noraknya bangunan ini...Sungguh Aloysius mempekerjakan arsitek yang salah... Kaya ga pernah sekolah arsitek aja...
ReplyDeletetolong cagar budaya dijadikan "cagar budaya"
ReplyDeletepaling nggak pake warna yang kurang mencolok lah, biar yang ditonjolkan bangunan lamanya...
harusnya sang arsitek bersyukur dapet kesempatan project di bangungan bersejarah ini. dan tolong lah berterima kasih dengan melestarikan apa yang sudah ada...
pak arsitek...
ReplyDeletesaya pingin tanya aja...
knp koq sekolah saya yg bagus dijadikan ruko skrg...?
trus apa dasar pemilihan warna KUNING sbg cat...?
terimakasih sudah mengkuningkan sekolah saya pak arsitek yang terhormat...
ReplyDeletegimana kalo dilantai 3 di buka foodcourt...lantai 2 untuk counter komputer..
lantai 1 untuk counter hape...
namanya jadi AEC..aloysius electronic centre..
lapangan bola jadiin tempat parkir aja..
sekedar saran...
such a disgrace!
ReplyDeleteyou should be ashamed!
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteWah, beberapa comment dihapus ni, kenapa pak? Apakah kritik kami terlalu kontras dengan konsep yang bapak tanamkan pada sekolah kami. Begitu juga yang kami rasakan terhadap karya arsitektur bapak yang sangat kontras dengan gedung lama dan kenangan2 di sekolah kami.Sangat mengecewakan dan jauh dari jiwa warga aloysius.
ReplyDeleteSemoga tidak d hapus.
regard..
Saya jadi ingin tahu apakah keputusan membongkar pendopo keluar dari pemikiran bapak apa pemikiran yayasan kami pak?
ReplyDeletetolong dijawab sejujurnya...
klo dari yayasan saja, pertanyaan saya apakah ada usaha bapak untunk menentang yayasan? ato hanya berpikir wah dapat kerjaan...
klo dari bapak, saya cuma bisa bilang satu kata.. "hopeless"...
cuman mau menjawab pertanyaan beberapa orang mengenai warna kuning... itu pastinya diambil dari logo aloysius yang biru dan kuning =)
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletebuat sang arsitek anda bukan sebagai arsitek yg mempunyai gelar S2 kalau melihat banguna ini karena orng yg bukan arsitek juga bisa merancang banguna seperti ini. kl pun ini permintaan dr yayasan kan seharunya anda yg mempunya gelar S2 (katanya) bisa memberi masukan kepada yayasanya jadinya bangunan sejarah yg mengandung bnyk cerita dan kenangan ga hilang begitu saja....
ReplyDeletefour letters for you sir,
ReplyDeleteF O O L
ronald
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/10/15065962/Dewa.Neptunus.Pun.Menunggu.Ajal.di.Bandung
ReplyDeleteSila menilai sendiri mahakarya ini setelah membaca tautan diatas & dibawah ini.
ReplyDeletehttp://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/10/15065962/Dewa.Neptunus.Pun.Menunggu.Ajal.di.Bandung
hmm.... ngga sejelek itu juga kok, dibilang kontras2 amat juga ngga, walaupun dibilang istimewa bentuknya pun tidak... Mungkin kalau sudah jadi nantinya akan lebih terasa di suasana.
ReplyDeleteSaya yang ngga ada hubungannya dgn ini benar2 melihat ini sebagai orang awam saja.
Yah kalau komentar udah memasukkan unsur perasaan ya sulit ya, sebagus apapun juga jadinya jelek. Perubahan selalu sulit diterima ;)
untuk saya pribadi, saya baru pernah datang langsung ke bangunan yang ada di gambar nomor 2, bangunan paling pertama ketika masuk ke kompleks sekolah st aloysius batununggal.
ReplyDeletecoba deh BAPAK DOSEN UNIVERSITAS TARUMANAGARA, ANTONIO NUGROHO jalan kaki di depan bangunan itu.
enak kah? nyaman kah? rasanya langsung merasa ada sesuatu yang ganjil dari bangunan itu, terutama entrance nya... *mohon maaf* serasa mau masuk ke TOILET yang ada di GWK, Bali...
tetapi yang paling mengganjal dari tingkah laku BAPAK DOSEN ini:
apakah pantas seorang dosen berbicara dengan kata kata sepert ini?
http://www.facebook.com/photo.php?pid=30770128&id=1168786267&fbid=1317111565724#!/photo.php?pid=30770133&id=1168786267&fbid=1317115285817
apakah pantas seorang dosen dan praktisi arsitektur menggunakan istilah arsitektur kepada orang awam yang tidak mengerti dunia arsitektur dalam membela diri?
http://www.facebook.com/photo.php?pid=30770128&id=1168786267&fbid=1317111565724#!/photo.php?pid=30770134&id=1168786267&fbid=1317115365819
BAPAK DOSEN, inikah yang dimaksud dengan DETAIL? GAMBAR GINI JAUH APANYA YANG DETAIL?? zzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
http://www.facebook.com/photo.php?pid=30770128&id=1168786267&fbid=1317111565724#!/photo.php?pid=30770135&id=1168786267&fbid=1317115445821
saya sih sesuai dengan apa yang bapak antonio katakan di caption, ga ngerti dengan desainnya kenapa begitu, tapi saya ngerti kalo dinding dibiarin kebuka gitu bentaran juga uda muncul kotoran bekas air hujan.
http://www.facebook.com/photo.php?pid=30770128&id=1168786267&fbid=1317111565724#!/photo.php?pid=30770127&id=1168786267&fbid=1317111525723
dan pertanyaan terahir buat bapak, kenapa setiap caption yang bapak tulis di setiap foto itu seakan akan menantang setiap alumni untuk memberi komentar, TAPI tidak memberikan kesempatan sama sekali lewat jalur apapun untuk memberi komentar di sana... takut kah?
seseorang yg benar tidak akan mencari pembelaan
seseorang yg berbudi luhur tidak akan membalas kritikan orang lain dengan mengkritik lagi
coba bapak ambil sendiri apa inti dari kritikan saya
semoga komentar saya tidak dihapus
semoga bapak dapat menjadi orang yang lebih baik lagi di kemudian hari
Parah... Coba anda belajar dari tan tjiang ay dong, beliau begitu paham & sangat hati-hati dalam mengelola bangunan konservasi, contohnya bumi sangkuriang ciumbuleuit, dan hotel yang sedang dibangun di daerah jalan malabar-palasari gatsu. Payah... apa referensi dan preseden anda membuat bangunan seperti ini??? duit aja yang dipikirin.
ReplyDeleteBangunan yang bapak buat bulki sekali, tak ada unsur transparan. Bergaya sok modern & gaya 'developer',bapak belum bisa memahami arsitektur jika sedang 'berbicara'.
ReplyDeleteSeharusnya netral saja, putih bersih,ciptakan bangunan yang humble, membumi, menghormati yang lebih tua, lalu permainkan unsur vertikal(kolom). Satu lagi, bangunan baru sebaiknya tak menempel pada bangunan lama dengan alasan bangunan baru nantinya akan menjadi entitas tersendiri yang tak mengganggu bangunan lama, dengan sendiri pasti akan terlihat kontekstual.